Berita Kebidanan

Jurusan Kebidanan Polkesraya Menambah Tenaga Pengajar Berkualifikasi Doktor di Polkesraya

Jurusan kebidanan Polkesraya kini memiliki dosen berkualifikasi Doktor setelah Legawati.,SST.,MPH berhasil menyelesaikan studi doktoralnya di Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Legawati secara resmi menyandang gelar doktor setelah diwisuda pada Jumat, 3 Februari 2023 di Semarang.

Legawati berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal  “Mahaga Tihi” Dalam Perilaku Perawatan Kehamilan Remaja Masyarakat Dayak Di Kabupaten Barito Selatan di depan 5 dewan penguji. Promotor penelitian ini adalah  Prof Y Warella, MPA., PhD yang disertai dua copromotor yaitu drg. Zahroh Shaluhiyah, M.Ph., PhD  dan Dr. dr. Sri Achadi Nugraheni, M.Kes sedangkan penguji eksternal adalah Prof. Dr. Drs Suparno, Msi dari Universitas 17 Agustus Semarang dan penguji internal adalah Dr. dr Bagoes Widjarnako, MPH dari Universitas Diponegoro.

Adapun latar belakang Legawati mengambil penelitian ini didasarkan pada perlunya perawatan kehamilan yang intensif pada remaja akibat peningkatan risiko kelainan, komplikasi kehamilan dan persalinan pada remaja. MAHAGA TIHI merupakan model pemberdayaan masyarakat dalam perilaku perawatan kehamilan remaja masyarakat Dayak di Kabupaten Barito Selatan yang bersifat non spesifik dan berlaku secara umum pada semua kehamilan. 

Berdasarkan existing model yang terbentuk, serta melihat potensi atau nilai positif yang berkembang, maka usulan ide untuk mengatasi masalah adalah peningkatan pemahaman tentang perawatan kehamilan pada pada ibu hamil remaja dengan bantuan orang terdekat meliputi keluarga (suami dan ibu atau ibu mertua), tokoh masyarakat (Damang, Mantir dan dukun kampung) dan petugas kesehatan (bidan). 

Menurut Legawati, sasaran pemberdayaan ini adalah support system terdekat. Inovasi pemberdayaan masyarakat ini ditujukan untuk menjaga kehamilan remaja, sehingga dilakukan perubahan istilah pemberdayaan MAHAGA TIHI menjadi MAHAGA TIHI TABELA yang dalam istilah Dayak memiliki arti menjaga kehamilan remaja. Untuk memudahkan pelaksanaan model “MAHAGA TIHI TABELA“ berdasarkan sasaran maka disusun tiga sub model  pemberdayaan meliputi Model MANJUJU MAHAGA TIHI TABELA, Model HINJE MAHAGA TIHI TABELA dan Model LALUS AMAN MAHAGA TIHI TABELA. Dari hasil penelitian disertasinya, legawati mengungkapkan model pemberdayaan masyarakat “MAHAGA TIHI TABELA” merupakan model pemberdayaan masyarakat yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan perawatan kehamilan remaja. (FRY)